REMBULAN YANG DITAWAN MENDUNG
Oleh : Cakra Donya
mendung yang angkuh menertawakan terang
gemuruh pun unjuk diri menantang pelangi
mega hitam bersenda gurau di puncak cakrawala
coba memanggil gelap untuk segera menyapa
para pemilik hati membatin penuh keluh kesah
cahaya bintang terlihat redup dipandang mata
angin bertiup dengan penuh perhitungan
menyapa pohon-pohon yang disinggahinya
entah awan mana yang kini bertingkah
nekat menawan rembulan di pelukannya
dan gelap terang-terangan berpesta-pora
tanpa hiraukan rembulan yang ditawan mendung
di atas dahan berdiam sang raja malam
mata yang bulat membesar tak berkedip
khusyuk berdiri seperti patung tak bergerak
berharap awan lepaskan bulan yang ditawannya
rintik-rintik hujan jatuh menusuk relung bumi
pohon-pohon seperti riang menyambutnya
sedangkan hati masih membatin keluh kesah
berharap pada rembulan datang manjakan sukma
oh, mendung yang betah bertahta di sana
sudahilah derita malam karena pengaruhmu
dan cukuplah gelap kini di bawah kendalimu
lepaskanlah rembulanku untuk malam ini saja
oh, mendung yang betah bertahta di sana
ada banyak mata yang menanti tawananmu
tak takutkah kau pada langit dan bumi
mengusirmu dari singgasana yang kau tempati itu
semoga para bintang mengadu pada angin malam
berharap hembuskan awan pekat di puncak sana
semoga para pemilik hati tak lagi berkeluh kesah
berharap pada rembulan datang manjakan sukma
***
Nisam, 21 Juli 2018
Comments