Posts

Showing posts from July, 2018

CERITA INI TELAH BERAKHIR

Image
CERITA INI TELAH BERAKHIR Oleh : Cakra Donya bila perihmu itu menganga dalam air cuka di tempat mana kau akan bersandar mungkin kau kan berdiam dalam sepi dan gelap akan membayangimu lalu kepada siapa kau mengeluh siapa yang kau nantikan untuk hadir siapa yang kau harap selalu ada buatmu  menghiburmu di saat-saat itu menimpamu hanya sekilas angin sembilu tusukkan jarum panas ke lukamu dan lukamu yang perih itu pasti sakit rasanya bilakah kau kembali mengingatku bahwa aku ada di saat-saat itu menimpamu mungkin ini takkan lama aku berdiri di sini bukan lagi untukmu jika kau harapkan pada angin pembawa hujan datang tentu saja inginmu adalah petir yang siap menyambarmu lalu apa yang harus kau lakukan sekarang ini lupakanlah semua tentang kita lupakanlah aku yang selalu ada buatmu karena kini dan dulu itu tidak lagi sama di sini terangnya hari bersama matahari telah raib takkan lagi kau dapatkan hati ini lagi cukupkan sudah cerit

IJAB QABUL

Image
IJAB QABUL Oleh : Cakra Donya musim penghujan datang mengiring pemabuk cinta membimbing para penjihad menaiki tangga berkasih dalam khusyuk hati tak henti mengagungkan Rabb tertampak dua anak manusia duduk bersanding khidmat dan detakan jantung menjadi pengawal bagi hati mereka bawakan keyakinan tuk berlabuh segera di lautan lepas kapal pesiar merapat di pelabuhan cinta menunggu dua sejoli arungi bahtera samudera mengajak berlayar bersama menuju kebahagiaan sebab di sana ada ruang tanpa sekat menanti pernikahan tuk halalkan hubungan cinta anak manusia dalam ikatan nan kudus berwujudkan rumah tangga lafaz bismillah permulaan yang bersahaja tuk mengawali niat baik memulakan ibadah tak ada yang diharapkan selain keridhaan dambakan setelah ini dilimpahkan keberkahan yang mulia datuk penghulu mulai berkhutbah mengajak dua sejoli bermohon perlindungan Rabb sang wali bersiap dengan hati yang merelakan ikhlaskan gadis asuhannya dipersunting

REMBULAN YANG DITAWAN MENDUNG

Image
REMBULAN YANG DITAWAN MENDUNG Oleh : Cakra Donya mendung yang angkuh menertawakan terang gemuruh pun unjuk diri menantang pelangi mega hitam bersenda gurau di puncak cakrawala coba memanggil gelap untuk segera menyapa para pemilik hati membatin penuh keluh kesah cahaya bintang terlihat redup dipandang mata angin bertiup dengan penuh perhitungan menyapa pohon-pohon yang disinggahinya entah awan mana yang kini bertingkah nekat menawan rembulan di pelukannya dan gelap terang-terangan berpesta-pora tanpa hiraukan rembulan yang ditawan mendung di atas dahan berdiam sang raja malam mata yang bulat membesar tak berkedip khusyuk berdiri seperti patung tak bergerak berharap awan lepaskan bulan yang ditawannya rintik-rintik hujan jatuh menusuk relung bumi pohon-pohon seperti riang menyambutnya sedangkan hati masih membatin keluh kesah berharap pada rembulan datang manjakan sukma oh, mendung yang betah bertahta di sana sudahilah derita

FIGUR-FIGUR KEJI

Image
FIGUR-FIGUR KEJI Oleh : Cakra Donya kau bentangkan sayapmu lebar-lebar lalu mengepakkannya kuat-kuat angin sekelilingmu menari-nari aroma busuk sekitarmu tertawa-tawa mulutmu bungkam pada kebenaran kejujuran tak lagi berjalan beriring uang dan kuasa lebih banyak bicara dan lidah-lidah itu bercabang seribu banyak firman tuhan kau mainkan dalihmu keji terlalu mengusung kitab suci inikah yang kau sebut demi kepercayaan sementara kau tak mengenal siapa tuhanmu mulut-mulut busuk itu berkoar-koar memainkan perannya demi ketenaran tak lagi perdulikan pada keyakinan figur-figur keji menggadaikan akidahnya mau disebut apa manusia  jenismu para anjing yang gonggong-gonggongannya keluar ayat-ayat suci kawanan babi yang berlari mengusung kitab suci di punggungnya atau burung pemakan bangkai yang lidahnya berucap tasbih kenapa tak berjalan seberapa muat telapak kakimu kenapa tak duduk seberapa muat pantatmu kenapa tak berpakaian sebera

CANTIK ITU LUKA

Image
CANTIK ITU LUKA Oleh : Cakra Donya rasanya letih melakoni peran cantik sering bergerak dimata-matai banyak berdiam diri dikata-katai entah bagaimana lagi kulakoni peran ini sungguh cantik itu luka andai aku menjadi sekuntum bunga tentu banyak kumbang yang mencumbuiku meski tubuhku berbalut onak berduri kumbang tetap mati-matian mendekatiku biar diriku dipagari baja yang panas belum tentu pertahananku kalahkan hasratnya walau terbentang jaring di sekelilingku namanya kumbang mana mungkin menyerah benar-benar cantik itu luka rasanya letih melakoni peran cantik aku jenuh bila banyak mata melirik tatapan nakal dari pikiran-pikiran picik mungkin bagi mereka keluh kesahku unik tapi aku hanya risih melakoni peran cantik memang cantik itu luka aku ingin seperti burung terbang bebas kemana yang kusuka berkelana tanpa risih ada yang mengusik tak kuhiraukan bila banyak mata menyorot mereka hanya bisa memandangku dari jauh jika mend

JUJUR TENTANG RINDU

Image
JUJUR TENTANG RINDU Oleh : Cakra Donya jika kamu masih dihinggapi rasa ragu nantilah besok kubawakan sebilah pisau sayatlah dadaku ini coba kau lihat apa isi di dalamnya kamu pasti tahu yang sesungguhnya bahwa separuh dinding hati ini dipenuhi rindu jika kamu masih ragu pula tentang rindu ini kembalilah besok untuk rasa penasaranmu masih ada waktu untuk merubah curigamu sungguh hatiku telah berkata jujur tentang rindu betapa aku tak mau banyak menggoda cukuplah mata pisau ini yang berbicara aku bukan kumbang kelana yang liar usai mengecup kembang pergi begitu saja aku bukan angin pembawa badai usai memporak-porandakan raib sekejap mata aku bukan lelaki pemburu cinta semalam usai menjemput puas melupakan semuanya sayang dengarlah batinku ini melirih pilu sungguh hatiku sedang berkata jujur menelaah perasaan yang lazim disebut rindu menafsirkan suasana hati insan yang merindu berharap demi sebuah jujur tentang rindu jika r

POTRET ALBUM KENANGAN : "AKU BERSAMA ISTRIKU"

Image
POTRET ALBUM KENANGAN : "AKU BERSAMA ISTRIKU" Oleh : Cakra Donya malam itu kubuka lemari maksud hati mengambilkan baju tiba-tiba sebuah benda jatuh di kakiku mungkin aku lupa hingga tergesa menariknya rupanya sebuah buku tebal terselip sebuah album potret album kenangan jatuh ach... bukankah ini album kenangan kami berisikan potret masa lalu aku bersama istriku masa-masa penuh cinta kucoba singkap perlahan-lahan kupelototi satu persatu poto di dalamnya hadirlah senyumku dalam sekejap bersamaan mengambang gairah di rona wajahku serasa aku menatap masa-masa itu aku bersama istriku masa-masa penuh cinta ach... betapa bangganya diri ini sungguh anugerah Tuhan menghadirkannya elok rupa istriku betapa beruntungnya aku meski rasa sesal ini mengganggu sadarkan aku yang kini mulai rabun kenapa aku mulai pikun selama ini pendampingku bidadari tak bersayap batinku dalam hati dengan mulut yang tiada bergeming

AKULAH ITU BAGIMU

Image
AKULAH ITU BAGIMU Oleh : Cakra Donya mungkin, aku bukanlah gunung yang kau daki itu aku bukanlah lautan yang kau arungi itu aku bukanlah bumi yang kau pijak itu aku bukanlah langit yang kau junjung itu aku bukanlah matahari yang menerangi hidupmu aku bukanlah rembulan yang menemani sepimu namun, akulah panas yang menghangatkanmu di kala dingin akulah dingin yang menyejukkanmu di kala panas akulah tawa di dalam tangismu akulah tangis di dalam tawamu akulah bahagia di dalam sedihmu akulah sedih di dalam bahagiamu sebab, akulah bara api di waktu hatimu beku akulah air dingin di waktu panas hatimu akulah hiburan di waktu datang cobaan hidupmu akulah ketabahan di waktu datang keluh kesahmu akulah itu bagimu dan, akulah langit jingga yang temani soremu akulah gelap malam yang peluk mimpimu akulah suara gemuruh yang kembalikan sadarmu akulah rintik hujan yang ingatkan kenanganmu akulah itu bagimu *** Nisam, 13 Juli 218

IKAN-IKAN YANG MALANG

Image
IKAN-IKAN YANG MALANG Oleh : Cakra Donya semilir kasih berhembus di antara dua bukit mengalirlah sayang menuju muara sungai batu-batu terkikis oleh derasnya nafsu ikan-ikan semakin gentar kepada amarah sungguh disayang mengharap iba ikan yang malang hanya di hilir air sedikit tenang pasang surut riak-riak kecil silih berganti ikan-ikan pula masih takut bermain di sana ada banyak mata kail yang menari-nari siap kelabui mata mereka yang sedang lapar sungguh ikan yang malang hembusan angin menerpa ranting-ranting menggoyangkan dahan-dahan gugurkan daun-daun kering semua berlomba ingin sampaikan pertanda bahwa di sana tak ada lagi tempat bercanda ria benar-benar ikan yang malang begitu pun kondisi air tak berkawan tunjukkan pada ikan tak lagi nyaman semuanya telah terkontaminasi jua manusia serakah dengan limbahnya alam sekitar menuai hasil buruknya lagi-lagi ikan yang malang sungguh kasih yang berhembus di sela-sela bukit

SENJA ITU

Image
SENJA ITU Oleh : Cakra Donya senja itu di tepi tasik tubuhku kaku dengan sorot mata yang tak lagi bernafsu dan otak menumpul karena beku raga bersandar pada dinding jenuh mendekap asa kian tak menentu memegang erat angan terlampau jauh aku berpasrah kepada Tuhanku harap esok hidup ini tak lagi semu tanganku mengobok-obok air itu permukaannya kacau menghadirkan keruh mengambanglah bayanganku yang lusuh hancur melebur bersama keruh sama sekali tak eloknya bentuk rupaku senja itu di tepi tasik hatiku lirih dengan risih melihat bayang diri dan kucoba berkaca sekali lagi terlampau sangat bayang ini masih seperti tadi sama sekali tak eloknya bentuk rupa ini *** Lhokseumawe, 10 Juli 2018

KENAPA HARUS TITIK?

Image
Kenapa harus titik? Oleh : Cakra Donya kenapa harus titik? jangan! belum jeda! masih ada koma kenapa harus jeda? jangan! belum usai! masih ada asa mereka bisa dia bisa aku bisa seharusnya kamu bisa kenapa menyerah? cobalah! lakukan saja! kamu takkan tahu sebelum mencoba berusahalah! sukses itu rumit diterka bisa datang kapan saja bisa bermula di mana saja ingatlah Tuhan ada bersama kita doa usaha adalah cara menggapai cita-cita jadi kenapa harus titik? jangan! belum jeda masih ada koma *** Lhokseumawe, 10 Juli 2018

HANCUR

Image
HANCUR Oleh : Cakra Donya di sini di tepi sungai ini kita duduk berhadapan berpegangan tangan mesra di sini di bangku panjang ini kita saling bertatapan aku berlutut di hadapanmu "maukah kamu bersamaku?" pintaku harap tak dapat aku lukiskan mulutku bungkam saat aku lihat rona wajahmu bergairah kamu mengangguk malu-malu dan menerimaku apa adanya awan pengiring senja tersenyum batu-batu kali melambaikan tangan angin berhembus seakan membelai seolah ikut tenggelam bersama bahagiaku lama berselang hari pun berganti hidup tak selamanya mulus berjalan dan jalan selamanya tak lurus dalam hidup masih di sini di tepi sungai ini kita saling berhadapan duduk berjauhan kaku awan mengiringi senja terlihat lesu batu-batu kali membelakangiku angin seakan malas berhembus ke arahku seolah mereka larut bersama sedihku tak dapat aku ungkapkan mulutku bungkam saat aku lihat rona wajahmu murung kamu

PERCUMA!

Image
PERCUMA! Oleh : Cakra Donya kawan! ketika air mata tidak lagi menetes karena duka dan tawa tak lagi mencerminkan rasa suka hidup akan seperti kopi dan susu kopi itu hitam susu itu putih kopi susu itu coklat hitam putih itu samar-samar kawan! jangan pahami sajak ini berlebihan aku sekedar menggelitik kucing kelaparan dibiarkan datang bermanja dimanjakan akhirnya minta makan lepas kenyang malah pergi tanpa sepatah kata aku tak bermaksud menasehati percuma saja menggurui ikan agar mahir berenang dan mengajari burung bagaimana caranya terbang bukankah demikian? tak seharusnya kamu ajariku tentang kehidupan percuma karena ilmumu tak seluas wawasanku dan omonganmu tak sebesar pengalamanku kawan! jangan pahami sajak ini berlebihan aku sekedar menggelitik kucing kelaparan kawan! berhentilah! percuma! *** Lhokseumawe, 10 Juli 2018

ANJING TAK BERTUAN

Image
ANJING TAK BERTUAN seumpama di puncak hari sengatan si bola api tajam penat panas dan gaduh pun riang menertawakan penat dan panas mencumbui rona wajah kusut kuping jenuh pada umpatan mereka meski sorot mata menutupi senyum merekah bersabar saja hingga air ludah mereka mengering diam itu bukan sebenarnya bersalah sebenarnya diam menahan nafsu amarah diam itu adalah emas serta ibadah sebenarnya diam mendekatkan diri kepada Allah dan mereka hanyalah kawanan anjing tak bertuan melekat dedaunan kresek pada ekor mereka dan mereka adalah segerombolan anjing yang menyalak sementara kafilah terus berlalu gencarnya manusia serakah pada dunia gemarnya menilai tanpa mau dinilai mencibir mengumpat berlaku bak senter yang sorotannya terbatas bilamana mereka menjadi cermin? dan mereka adalah anjing-anjing jalanan tak bertuan dan mereka adalah anjing-anjing dengan perut lapar meraung-raung menggong-gong sementara kafilah terus be