ANJING TAK BERTUAN


seumpama di puncak hari
sengatan si bola api tajam
penat
panas
dan gaduh pun riang menertawakan penat
dan panas mencumbui rona wajah kusut

kuping jenuh pada umpatan mereka
meski sorot mata menutupi
senyum merekah
bersabar saja hingga air ludah mereka mengering

diam itu bukan sebenarnya bersalah
sebenarnya diam menahan nafsu amarah
diam itu adalah emas serta ibadah
sebenarnya diam mendekatkan diri kepada Allah

dan mereka hanyalah kawanan anjing tak bertuan
melekat dedaunan kresek pada ekor mereka
dan mereka adalah segerombolan anjing yang menyalak
sementara kafilah terus berlalu

gencarnya manusia serakah pada dunia
gemarnya menilai tanpa mau dinilai
mencibir
mengumpat
berlaku bak senter yang sorotannya terbatas
bilamana mereka menjadi cermin?

dan mereka adalah anjing-anjing jalanan tak bertuan
dan mereka adalah anjing-anjing dengan perut lapar
meraung-raung
menggong-gong
sementara kafilah terus berlalu
sementara kafilah tetap tenang

dan mereka hanyalah anjing-anjing tak bertuan
dan mereka hanyalah anjing-anjing dengan perut lapar
meraung-raung berharap diperhatikan
menggong-gong meminta jatah makan
sementara kafilah terus berlalu
sementara kafilah tetap tenang

***

Nisam, 04 Juli 2018





Comments

Popular posts from this blog

KAMPRET